Laman

Minggu, 05 Januari 2014

Dream on 2014

Hello 2014!!! :)
Banyak sekali mimpiku ditahun kuda ini. Banyak pula cita-cita dan keinginan yang belum tercapai di tahun lalu. Dan aku berharap ditahun ini mimpi dan keinginan ku serta rencana-rencanaku selama ini bisa terwujud. Bukan hanya berharap, tapi aku harus bertekad kuat agar semuanya terwujud ditahun ini. Aku ingin secepatnya lulus dan bisa wisuda bulan juni 2014 ini. Sangat berharap mimpiku yang satu ini terwujud di tahun 2014. Sehingga aku bisa merealisasikan rencana-rencanaku selanjutnya. eh, bukan! rencana kita :)
2014 adalah tahun dimana semua impian dan keinginanku ku letakkan. Semoga Tuhan memberkati segala urusan dan rencanaku ini sehingga dapat terwwujud. Amin.
2014 juga tahun dimana rencanaku bersama cak adit untuk mengikat janji setia dihadapan Tuhan. Aku selalu bermimpi bisa berjalan beriringan menuju altar Tuhan bersamanya. Ya, sekali lagi ini hanyalah rencana kami. Segala kuasa ada di tangan Tuhan, jika Tuhan berkehendak ditahun ini, maka terjadilah, namun jika tidak ya sekali lagi manusia hanya berusaha dan berencana. Segala sesuatunya kami serahkan pada Tuhan.
Jika melihat kebelakang, mungkin sudah banyak perjuangan dan suka duka yang sudah kami lalui. Kurang lebih dua tahun sudah kami menjalin hubungan jarak jauh. Dengan segala problematika, kami pun sampai di tahun ini, tahun yang kami tunggu-tunggu. Tidak mudah melewatinya, kami harus menjalani masa-masa sulit dimana kepercayaan, ego, emosi, dan saling menyakiti menjadi bumbu dalam hubungan kami. Tentu tidak semulus yang orang-orang lihat selama ini. Karena jarak, sering kami hampir menyerah bahkan benar benar menyerah setelah akhirnya kami sadar masing-masing bahwa keinginan dan cita-cita kami selama ini lebih penting dibandingkan dengan meladeni pertengkaran. Kami sadar dan benar-benar sadar segala masalah tidak akan terselesaikan dengan emosi. Itulah yang kami alami karena mungkin, bukan mungkin tetapi IYA, kami tidak bisa mengendalikan emosi yang dapat memicu pertengkaran dan saling menyakiti satu sama lain.Pertengkaran, pergumulan emosi sudah bukan hal yang jarang kami lalui. kami sudah kenyang dengan sesuatu itu. Kini kami sadar, betapa pentingnya impian kami dibandingkan dengan bertengkar dan saling menyakiti. Betapa pentingnya cinta dan cita kami dibandingkan dengan hanya memenangkan ego semata. Sangat tidak penting!!! 
2014 ini akan menjadi indah jika kita menghadapinya dengan dewasa. Kami sadar, kami sudah saatnya untuk berpikir dewasa. Tidak penting mengurusi ego dan kehendak masing-masing. Sekarang tidak ada lagi kata "ego" dan "masing-masing". Karena kami selalu bersama, berpikir bersama, menyelesaikan masalah bersama, membuat keputusan bersama dan semuanya otak, pikiran dan tenaga harus bersama, karena mimpi kita adalah bersama-sama. Tidak lah pantas perjuangan kami selama ini jika akhirnya ada sesuatu masalah hanya karena emosi, ego dan pertengkaran. Sayang sekali dan sangat disayangkan sekali. Itulah yang saat ini aku pikirkan jika kita menghadapi masalah. Masalah-masalah kecil yang memicu emosi dan pertengkaran itu tidak sebanding dengan perjuangan kami. Semoga dia juga berpikiran sama denganku. :)
Ingatlah tahun ini adalah tahun impian kita :)
2014 kita akan menjadi indah. Semoga Tuhan memberkati rencana kita. Semoga Tuhan melancarkan urusanku dan urusanmu. Semoga Tuhan merestui kita. Amin :)

Selasa, 29 Januari 2013

Distance

Tak terasa ya, sudah 17 bulan kebersamaan kita. Dan sudah 13 bulan jarak ada diantara kita.
1 tahun bukan waktu yang sebentar untuk ku bisa bersabar dan harus menahan rindu karena berada jauh darimu. Dulu, tak pernah ada sedikit pun dalam pikiran ku jika harus menjalani hubungan jarak jauh ini. apalagi sampai bertahan 1 tahun. Sungguh, tak terbayang sedikitpun. Mungkin ini memang jalan yang sudah digariskan oleh Tuhan, Tak mengapa, semoga kita bisa menjalaninya. Terkadang memang banyak sekali halangan, godaan, masalah-masalah yang sering kita hadapi selama kita jauh. Tak jarang pula aku tak kuat menghadapinya. Terkadang sering pula aku jenuh dengan hubungan ini. Sering aku iri dengan mereka yang bisa selalu dekat, bercanda, tertawa, duduk berdua melihat bintang dan bulan yang sama.
Tetapi tidak dengan aku yang harus berdialog dengan mu hanya melalui perantara. Sedih sekali rasanya. Sesungguhnya aku tersiksa seperti ini. Tidak pernah sebelumnya aku menjalani hubungan seperti ini. Mengapa disaat aku menemukan orang yang benar-benar serius dan sayang kepadaku, malah jarak yang memisahkan. Ujiankah ini?
Aku bahagia berada disampingmu. seperti kemarin aku mengunjungi ke Tangerang. Meskipun hanya 2 hari, sepertinya 2 hari itu sangat berarti untuk pertemuan ku denganmu. Terimakasih untuk semua cinta mu untuk ku. Kamulah orang pertama yang sangat menghargaiku, kamulah orang pertama yang dapat mengerti akau, kamulah orang pertama yang mengerti bagaimana memperlakukan ku, kamu lah orang pertama yang membuatku nyaman berada disampingmu, kamulah orang pertama yang berhasil menarik hati orang tuaku, kamulah orang pertama yang mengajariku arti sebuah kepercayaan, kamulah orang pertama yang sangat sayang kepadaku apa adanya. Terimakasih untuk semuanya Mblenyon :)

Rabu, 09 Januari 2013

Promise

Berjanjilah satu hal kepadaku
Tetaplah bersamaku dan jangan lepaskan aku
Apapun yang terjadi.
Aku takut Tuhan tak mempersatukan kita

Jumat, 04 Januari 2013

Nothing is beautiful except with you, beside you :*

Penghujung 2012 ku sangat indah
Yang ku kira natal ku akan suram ternyata lebih dari indah
Terimakasih atas semua 
Terimakasih telah mengisi hari-hari ku yang biasa menjadi luar biasa
Bahkan sangat luar biasa dari yang pernah aku rasakan
Tetaplah lah seperti ini
Tiada yang lebih bahagia selain bersamamu
Tiada yang lebih indah selain disampingmu
Dan tiada yang lebih nyaman selain dipelukmu

Aku benci berpisah dengan mu
Aku benci melepas mu pergi kesana!
Rasanya belum rela kalau harus melepas pelukmu!
Keadaan ini menyiksaku
Dan jarak menghalangi
Aku benci itu!
Ingin sekali ku telan waktu!
Ingin sekali ku marah dengan keadaan
Aku ingin hari hari kemarin 

Aku belum siap jika harus berlama lama jauh dari mu




Kamis, 06 Desember 2012

Hubungan Filsafat Dengan ilmu Pengetahuan


HUBUNGAN FILSAFAT DENGAN ILMU PENGETAHUAN
SEBELUM MASUKNYA TEKNOLOGI
 (Makalah Sejarah Pemikiran Modern)

Oleh :
BENEDEKTA MAY INDRASARI
1013033028










Program Studi Pendidikan Sejarah
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung
2012


Hubungan Filsafat Dengan Ilmu Pengetahuan Sebelum Masuknya Teknologi
Hubungan antara filsafat dengan ilmu pengetahuan, oleh Louis Kattsoff dikatakan: Bahasa yang pakai dalam filsafat dan ilmu pengetahuan dalam beberapa hal saling melengkapi. Hanya saja bahasa yang dipakai dalam filsafat mencoba untuk berbicara mengenai ilmu pengetahuan, dan bukanya di dalam ilmu pengetahuan. Namun, apa yang harus dikatakan oleh seorang ilmuwan mungkin penting pula bagi seorang filsuf. Pada bagian lain dikatakan: Filsafat dalam usahanya mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan pokok yang kita ajukan harus memperhatikan hasil-hasil ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan dalam usahanya menemukan rahasia alam kodrat haruslah mengetahui anggapan kefilsafatan mengenai alam kodrat tersebut.

Filsafat mempersoalkan istilah-istilah terpokok dari ilmu pengetahuan dengan suatu cara yang berada di luar tujuan dan metode ilmu pengetahuan. Dalam hubungan ini Harold H. Titus menerangkan: Ilmu pengetahuan mengisi filsafat dengan sejumlah besar materi yang faktual dan deskriptif, yang sangat perlu dalam pembinaan suatu filsafat. Banyak ilmuwan yang juga filsuf. Para filsuf terlatih di dalam metode ilmiah, dan sering pula menuntut minat khusus dalam beberapa ilmu sebagai berikut:

1. Historis, mula-mula filsafat identik dengan ilmu pengetahuan, sebagaimana juga filsuf identik dengan ilmuwan.
2. Objek material ilmu adalah alam dan manusia. Sedangkan objek material filsafat adalah alam, manusia dan ketuhanan.
Bedanya filsafat dengan ilmu-ilmu lain.
1)      Filsafat menyelidiki, membahas, serta memikirkan seluruh alam kenyataan, dan menyelidiki bagaimana hubungan kenyataan satu sama lain. Jadi ia memandang satu kesatuan yang belum dipecah-pecah serta pembahasanya secara kesuluruhan. Sedangkan ilmu-ilmu lain atau ilmu vak menyelidiki hanya sebagian saja dari alam maujud ini, misalnya ilmu hayat membicarakan tentang hewan, tumbuh-tumbuhan dan manusia; ilmu bumi membicarakan tentang kota, sungai, hasil bumi dan sebagainya.
2) Filsafat tidak saja menyelidiki tentang sebab-akibat, tetapi menyelidiki hakikatnya sekaligus. Sedangkan ilmu vak membahas tentang sebab dan akibat suatu peristiwa.
3) Dalam pembahasannya filsafat menjawab apa ia sebenarnya, dari mana asalnya, dan hendak ke mana perginya. Sedangkan ilmu vak harus menjawab pertanyaan bagaimana dan apa sebabnya. Sebagian orang menganggap bahwa filsafat merupakan ibu dari ilmu-ilmu vak. Alasannya ialah bahwa ilmu vak sering menghadapi kesulitan dalam menentukan batas-batas lingkungannya masing-masing. Misalnya batas antara ilmu alam dengan ilmu hayat, antara sosiologi dengan antropologi. Ilmu-ilmu itu dengan sendirinya sukar menentukan batas-batas masing-masing. Suatu instansi yang lebih tinggi, yaitu ilmu filsafat, itulah yang mengatur dan menyelesaikan hubungan dan perbedaan batas-batas antara ilmu-ilmu vak tersebut.
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu, dengan mencari sebab-sebab terdalam, berdasarkan kekuatan pikiran manusia sendiri. Ilmu pengetahuan adalah kumpulan pengetahuan mengenai suatu hal tertentu (objek atau lapangannya), yang merupakan kesatuan yang sistematis, dan memberikan penjelasan yang dapat dipertanggungjawabkan dengan menunjukkan sebab-sebab hal itu. Jadi berarti ada metode, ada sistem, ada satu pandangan yang dipersatukan (memberi sintesis), dan yang dicari ialah sebab-sebabnya.
Demikian filsafat mempunyai metode dan sistem sendiri dalam usahanya untuk mencari hakikat dari segala sesuatu, dan yang dicari ialah sebab-sebab yang terdalam. Ilmu-ilmu pengetahuan dirinci menurut lapangan atau objek dan sudut pandangan. Objek dan sudut pandangan filsafat disebut juga dalam definisinya, yaitu "segala sesuatu". Lapangan filsafat sangat jelas; ia meliputi segala apa yang ada. Pertanyaan-pertanyaan kita itu mengenai kesemuanya yang ada, tak ada yang dikecualikan. Hal-hal yang tidak kentara pun (seperti jiwa manusia, kebaikan, kebenaran, bahkan Tuhan sendiri pun) dipersoalkan. Lapangan yang sangat luas ini nanti kita bagi-bagi ke dalam beberapa lapangan pokok.
Dalam sejarah filsafat Yunani, filsafat mencakup  seluruh  bidang ilmu pengetahuan. Lambat laun banyak ilmu-ilmu khusus yang melepaskan diri dari filsafat. Meskipun demikian, filsafat dan ilmu pengetahuan masih memiliki hubungan dekat. Sebab baik filsafat maupun ilmu pengetahuan sama-sama pengetahuan yang metodis, sistematis, koheren dan mempunyai  obyek material dan formal.
Yang membedakan diantara keduanya adalah: filsafat mempelajari seluruh  realitas, sedangkan ilmu pengetahuan hanya mempelajari satu realitas atau bidang tertentu.
Filsafat adalah induk semua ilmu pengetahuan. Dia memberi sumbangan dan peran sebagai induk yang melahirkan dan membantu mengembangkan ilmu pengetahuan hingga ilmu pengetahuan itu itu dapat hidup dan berkembang.
Filsafat membantu ilmu pengetahuan untuk bersikap rasional dalam mempertanggungjawabkan ilmunya. Pertanggungjawaban secara rasional di sini berarti bahwa setiap langkah langkah harus  terbuka terhadap segala pertanyaan dan sangkalan dan harus dipertahankan secara argumentatif, yaitu dengan argumen-argumen yang obyektif (dapat dimengerti secara intersuyektif).
a. Filsafat dan Ilmu Pengetahuan.
Ilmu Sejarah telah dapat membuktikan tentang pengungkapan ilmiah manusia yang sangat menonjol di dunia adalah di zaman Yunani Kuno (abad IV dan V S.M). Bangsa Yunani ditakdirkan Allah sebagai manusia yang mempunyai akal jernih. Bagi mereka ilmu itu adalah suatu keterangan rasional tentang sebab-musabab dari segala sesuatu didunia ini. Dunia adalah kosmos yang teratur dengan aturan kausalitas yang bersifat rasional. Demikianlah tiga dasar yang menguasai ilmu orang Yunani pada waktu itu, yaitu: Kosmos, Kausalitas dan Rasional.
Pada hakikatnya kelahiran cara berfikir ilmiah itu merupakan suatu revolusi besar dalam dunia ilmu pengetahuan, karena sebelum itu manusia lebih banyak berpikir menurut gagasan-gagasan magi dan mitologi yang bersifat gaib dan tidak rasional.
Dengan berilmu dan berfilsafat manusia ingin mencari hakikat kebenaran daripada segala sesuatu Dalam berkelana mencari pengetahuan dan kebenaran itu menusia pada akhirnya tiba pada kebenaran yang absolut atau yang mutlak yaitu ‘Causa Prima’ daripada segala yang ada yaitu Allah Maha Pencipta, Maha Besar, dan mengetahui.
Oleh karena itu kita setuju apabila disebutkan bahwa manusia itu adalah mahluk pencari kebenaran. Di dalam mencari kebenaran itu manusia selalu bertanya.
Dalam kenyataannya makin banyak manusia makin banyaklah pertanyaan yang timbul. Manusia ingin mengetahui perihal sangkanparannya, asal mula dan tujuannya, perihal kebebasannya dan kemungkinan-kemungkinannya. Dengan sikap yang demikian itu manusia sudah menghasilkan pengetahuan yang luas sekali yang secara sistematis dan metodis telah dikelompokan kedalam berbagai disiplin keilmuwan. Namun demikian karena kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka sejumlah besar pertanyaan tetap relevan dan aktual seperti yang muncul pada ribuan tahun yang lalu, yang tidak terjawab oleh Ilmu pengetahuan seperti antara lain: tentang asal mula dan tujuan manusia, tentang hidup dan mati, tentang hakikat manusia sebagainya.
Ketidakmampuan Ilmu pengetahuan dalam menjawab sejumlah pertanyaan itu, maka Filasafat tempat menampung dan mengelolahnya. Filsafat adalah ilmu yang tanpa batas, tidak hanya menyelidiki salah satu bagian dari kenyataan saja, tetapi segala apa yang menarik perhatian manusia.


b. Definisi Ilmu Pengetahuan dan Filsafat
J. Arthur Thompson dalam bukunya” An Introducation to Science” menuliskan bahwa ilmu adalah diskripsi total dan konsisten dari fakta-fakta empiri yang dirumuskan secara bertanggung jawab dalam istilah- istilah yang sederhana mungkin.
Untuk menjelaskan perbedaan antara Ilmu Pengetahuan dan Filsafat, baiklah dikemukakan rumusan Filsafat dari filsuf ulung Indonesia Prof. DR. N. Driyarkara S.Y., yang mengatakan “Filsafat adalah pikiran manusia yang radikal, artinya yang dengan mengesampingkan pendirian-pendirian dan pendapat- pendapat yang diterima saja, mencoba memperlihatkan pandangan yang merupakan akar dari lain-lain pandangan dan sikap praktis. Jika filsafat misalnya bicara tentang masyarakat, hukum, sisiologi, kesusilaan dan sebagainya, di satu pandangan tidak diarahkan ke sebab-sebab yang terdekat, melainkan ‘ke’mengapa’ yang terakhir sepanjang kemungkinan yang ada pada budi manusia berdasarkan kekuatannya itu.
“Filsafat adalah ilmu Pengetahuan dan Teknologi, filsafat tidak memperlihatkan banyak kemajuan dalam bidang penyelidikan. Ilmu pengetahuan dan Teknologi bahkan melambung tinggi mencapai era nuklir dan sudah diambang kemajuan dalam mempengaruhui penciptaan dan reproduksi manusia itu sendiri dengan revolusi genitika yang bermuara pada bayi tabung I di Inggris serta diambang kelahiran kurang lebih 100 bayi tabung yang sudah hamil tua.
Di satu pihak fakta yang tak dapat dipungkiri bahwa peradaban manusia sangat berutang kepada ilmu pengetahuan dan teknologi, berupa penciptaan sarana yang memudahkan pemenuhan kebutuhan manusia untuk hidup sesuai dengan kodratnya. Inilah dampak positifnya disatu pihak sedangkan dipihak lainnya bdampak negatifnya sangat menyedihkan.
Bahwa ilmu yang bertujuan menguasai alam, sering melupakan faktor eksitensi manusia, sebagai bagian daripada alam, yang merupakan tujuan pengembangan ilmu itu sendiri kepada siapa manfaat dan kegunaannya dipersembahkan. Kemajuan ilmu teknologi bukan lagi meningkatkan martabat manusia itu, tetapi bahkn harus dibayar dengan kebahagiaannya. Berbagai polusi dan dekadensi dialami peradaban manusia disebabkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi itu. Dalam usahanya pendidikan keilmuwan bukanlah semata-mata ditujukan untuk menghasilkan ilmuwan yang pandai dan trampil, tetapi juga bermoral tinggi.
Untuk menerangkan selanjutnya hubungan antara filsafat dan ilmu pengetahuan, baiklah dikemukakan pendapat Aristoteles tentang abstraksi. Menurut beliau pemekiran manusia melampaui 3 jenis abstraksi (kata Latin ‘abstrahere’ yang
berarti menjauhkan diri, mengambil dari).
Dari setiap jenis abstraksi itu menghasilkan satu jenis pengetahuan yaitu :
1) pengetahuan fisis
2) pengetahuan matematis,
3) pengetahuan teologis.

a.       Pengetahuan Fisis
Dalam kenyataannya manusia mulai berpikir bila ia mengamati, mengobservasi sesuatu. Faktor keheranan, kesangsian dan kesadaran akan keterbatasan manusia barulah timbul setelah pengamatan atau observasi lebih dahulu. Peranan ratio atau akal budi manusia melepaskan (mengabstrahir) dari pengamatan inderawi suatu segi-segi tertentu yaitu materi yang dapat dirasakan ratio atau akal budi manusia bersama dengan materi yang 'abstrak' itu menghasilkan pengetahuan yang disebut "fisika' (dari kataYunani 'Physos' = alam).


b.       pengetahuan Matematis atau Matesis
Selanjutnya manusia masih mempunyai kemampuan untuk dapat mengabstrahir atau melepaskan lebih banyak lagi Bahwa kita dapat melepaskan materi yang kelihatan dari semua perubahan yang terjadi.
Hal ini dapat terjadi bila ratio atau akal budi manusia dapat melepaskan dari materi hanya segi yang dapat dimengerti saja. Dengan kemampuan abstraksi ini manusia dapatlah menghitung dan mengukur, karena perbuatan menghitung. dan mengukur itu mungkin lebih dari semua gejala dan semua perubahan dengan menutup indera mata Adapun jenis pengetahuan yang dihasilkan oleh abstraksi ini disebut 'matesis' (matematika) (kata Yunani'mathesist = pengetahuan ilmu).
c.       Pengetahuan Teologis atau Filsafat Pertama
Pada tahap terakhir manusia juga dapat mengabstrahir dari semua materi, baik materi yang dapat diamati, maupun yang dapat diketahui. Apabila manusia berpikir tentang keseluruhan realitas tentang sangkanparannya (asal mula dan tujuannya), tentang jiwa manusia, tentang cita dan citranya, tentang realitas yang paling luhur, tentang Tuhan, maka berarti tidak hanya terbatas pada bidang fisika saja tetapi juga bidang matematika yang sudah ditinggalkannya. Di sini terbukti bahwa semua jenis pengamatan tidak berguna. lagi Adapun jenis berpikir ini disebut 'teologi' atau filsafat pertama,
Sesuai dengan tradisi setelah Aristoteles pengetahuan jenis ketiga ini, disebut 'rnetafisika, bidang yang datang setelah (meta') fisika. Menurut Aristoteles baik bidang metafisika, bidang matematika maupun bidang fisika, masih merupakan kesatuan yang keseluruhannya disebut ’filsafat' atau metafisika.

2) Pikiran atau ratio manusia, melalui penalaran analitik dan non-analitik. Dalam pikiran manusia ini lahirlah pengetahuan yang pertama beberapa ribu tahun yang lalu yaitu filsafat. Dalam usaha menjawab tantangan hidup manusia maka fase berikutnya lahirlah Ilmu-ilmu Alam (Natural Philosophy) dan Ilmu-ilmu Sosial (Moral philosophy).

Ilmu merupakan kumpulan pengetahuan yang telah teruji kebenarannya secara empiris. Batas penjelajahan ilmu sempit sekali, hanya sepotong atau sekeping saja dari sekian permasalahan kehidupan manusia, bahkan dalam batas pengalaman manusia itu, ilmu hanya berwenang menentukan benar atau salahnya suatu pernyataan. Demikian pula tentang baik buruk, semua itu (termasuk ilmu) berpaling kepada sumber-sumber moral (filsafat Etika), tentang indah dan jelek (termasuk ilmu) semuanya berpaling kepada pengkajian filsafat Estetika.
Ilmu tanpa (bimbingan moral) agama adalah buta ”, demi kian kata tokoh Einstein. Kebutuaan moral dari ilmu itu mungkin membawa kemanusiaan kejurang malapetaka.
Relativitas atau kenisbian ilmu pengetahuan bermuara kepada filsafat dan relativitas atau kenisbian ilmu pengatahuan serta filsafat bermuara kepada agama.
Filsafat ialah ’ ilmu istimewa’ yang mencoba menjawab masalah-masalah yang tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan biasa karena masalah-masalah itu berada di luar atau di atas jangkauan ilmu pengetahuan biasa. Filsafat adalah hasil daya upaya manusia dengan akal budinya untuk dapat memahami dan mendalami secara radikal integral daripada segala sesuatu yang ada mengenai :
a. Hakikat Tuhan
b. Hakikat alam semesta, dan
c. Hakikat manusia termasuk sikap manusia terhadap hal tersebut sebagai konsekuensi logis daripada pahamnya tersebut.

Adapun titik perbedaanya adalah sebagai berikut :
a. Ilmu dan filsafat adalah hasil dari sumber yang sama yaitu : ra’yu (akal, budi, ratio, reason, nous, rede, ver nunft) manusia. Sedangkan agama bersumber dari Wahyu Allah.
b. Ilmu pengetahuan mencari kebenaran dengan jalan penyeledikan, pengalaman (empiri) dan percobaan (eksperimen) sebagai batu ujian. Filsafat menghampiri kebenaran dengan cara mengelanakan atau mengembarakan akal budi secara redikal (mengakar), dan integral (menyeluruh) serta universal (mengalam),tidak merasa terikat oleh ikatan apapun, kecuali ikatan tangannya sendiri yang disebut ’logika’ Manusia dalam mencari dan menemukan kebenaran dengan dan dalam agama dengan jalan mempertanyakan pelbagi masalah asasi dari suatu kepada kitab Suci, kondifikasi Firman Allah untuk manusia di permukaan planet bumi ini.
Kebenaran ilmu pengetahuan ialah kebenaran positif, kebenaran filsafat ialah kebenaran spekulatif (dugaan yang tak dapat dibuktikan secara empiri, riset, eksperimen). Kebenaran ilmu pengetahuan dan filsafat keduanya nisbi (relatif).
Dengan demikian terungkaplah bahwa manusia adalah mahluk pencari kebenaran. Di dalam mencari, menghampiri dan menemukan kebenaran itu terdapat tiga buah jalan yang ditempuh manusia yang sekaligus merupakan institut kebenaran yaitu : Ilmu, filsafat dan Agama.
Gerard Beekman dalam bukunya (1973) filsafat, para filsuf, berfilsafat menyatakan bahwa filsafat memainkan peranan dalam hubungannya dengan semua ilmu pengetahuan. Filsafat tidak harus mengirim imformasi dari sisi ilmu pengetahuan,  tapi harus memberikan ilmu pengetahuan.
Pola hubungan antara ilmu dan filsafat. Pola relasi ini dapat berbentuk persamaan antara ilmu dan filsafat, terdapat juga perbedaan diantara keduanya. Di zaman Plato, bahkan sampai masa al  Kindi, batas antara filsafat dan ilmu pengetahuan boleh disebut tidak ada. Seorang filosof pasti menguasi semua ilmu. Tetapi perkembangan pikir manusia yang mengembangkan filsafat pada tingkat praksis, berujung pada loncatan ilmu dibandingkan dengan loncatan filsafat. Meski ilmu lahir dari filsafat, tetapi dalam daya perkembangan berikut, perkembangan ilmu pengetahuan yang didukung dengan kecanggihan teknologi, telah mengalahkan perkembangan filsafat. Wilayah kajian filsafat bahkan seolah lebih sempit dibandingkan dengan masa awal perkembangannya, dibandingkan dengan wilayah kajian ilmu. Oleh karena itu, tidak salah jika kemudian muncul suatu anggapan bahwa untuk saat ini, filsafat tidak lagi dibutuhkan bahkan kurang relevan dikembangkan ole manusia. Sebab manusia hari ini mementingkan ilmu yang sifatnya praktis dibandingkan dengan filsafat yang terkadang sulit “dibumikan”. Tetapi masalahnya betulkah demikian? Ilmu telah menjadi sekelompok pengetahuan yang terorganisir dan tersusun secara sistematis. Tugas ilmu menjadi lebih luas, yakni bagaimana ia mempelajari gejala-gejala sosial lewat observasi dan eksperimen.
Keinginan-keinginan melakukan observasi dan eksperimen sendiri, dapat didorong oleh keinginannya untuk membuktikan hasil pemikiran filsafat yang cenderung Spekulatif ke dalam bentuk ilmu yang praktis. Dengan demikian, ilmu pengetahuan dapat diartikan sebagai keseluruhan lanjutan sistem pengetahuan manusia yang telah dihasilkan oleh hasil kerja filsafat kemudian dibukukan secara sistematis dalam bentuk ilmu yang terteoritisasi.
Kebenaran ilmu dibatasi hanya pada sepanjang pengalaman dan sepanjang pemikiran, sedangkan filsafat menghendaki pengetahuan yang koprehensif, yakni; yang luas, yang umum dan yang universal (menyeluruh) dan itu tidak dapat diperoleh dalam ilmu. Lalu jika demikian, dimana saat ini filsafat harus ditempatkan?
Menurut Am. Saefudin, filsafat dapat ditempatkan pada posisi maksimal pemikiran manusia yang tidak mungkin pada taraf tertentu dijangkau oleh ilmu. Menafikan kehadiran filsafat, sama artinya dengan melakukan penolakan terhadap kebutuhan riil dari realitas kehidupan manusia yang memiliki sifat untuk terus maju.
Ilmu dapat dibedakan dengan filsafat. Ilmu bersifat pasteriori. Kesimpulannya ditarik setelah melakukan pengujian-pengujian secara berulang-ulang. Untuk kasus tertentu, ilmu bahkan menuntut untuk diadakannya percobaan dan pendalaman untuk mendapatkan esensinya. Sedangkan filsafat bersifat priori, yakni; kesimpulan-kesimpulannya ditarik tanpa pengujian. Sebab filsafat tidak mengharuskan adanya data empiris seperti dimiliki ilmu. Karena filsafat bersifat spekulatif dan kontemplatif yang ini juga dimiliki ilmu.
Kebenaran filsafat tidak dapat dibuktikan oleh filsafat itu sendiri, tetapi hanya dapat dibuktikan oleh teori-teori keilmuan melalui observasi dan eksperimen atau memperoleh justifikasi kewahyuan. Dengan demikian, tidak setiap filosof dapat disebut sebagai ilmuan, sama seperti tidak semua ilmuwan disebut filosof. Meski demikian aktifitas berpikir. Tetapi aktivitas dan ilmuwan itu sama, yakni menggunakan aktifitas berpikir filosof. Berdasarkan cara berpikir seperti itu, maka hasil kerja filosofis dapat dilanjutkan oleh cara kerja berfikir ilmuwan. Hasil kerja filosofis bahkan dapat menjadi pembuka bagi lahirnya ilmu. Namun demikian, harus juga diakui bahwa tujuan akhir dari ilmuwan yang bertugas mencari pengetahuan, sebagaimana hasil analisa Spencer, dapat dilanjutkan oleh cara kerja berpikir filosofis.
Di samping sejumlah perbedaan tadi, antara ilmu dan filsafat serta cara kerja ilmuwan dan filosofis, memang mengandung sejumlah persamaan, yakni sama-sama mencari kebenaran. Ilmu memiliki tugas melukiskan, sedangkan filsafat bertugas untuk menafsirkan kesemestaan.
Aktivitas ilmu digerakkan oleh pertanyaan bagaimana menjawab pelukisan fakta. Sedangkan filsafat menjawab atas pertanyaan lanjutan bagaimana sesungguhnya fakta itu, dari mana awalnya dan akan kemana akhirnya.
Berbagai gambaran di atas memperlihatkan bahwa filsafat di satu sisi dapat menjadi pembuka bagi lahirnya ilmu pengetahuan, namun di sisi yang lainnya ia juga dapat berfungsi sebagai cara kerja akhir ilmuwan.
 Filsafat yang sering disebut sebagai induk ilmu pengetahuan (mother of science) dapat menjadi pembuka dan sekaligus ilmu pamungkas keilmuan yang tidak dapat diselesaikan oleh ilmu. Kenapa demikian? Sebab filsafat dapat merangsang lahirnya sejumlah keinginan dari temuan filosofis melalui berbagai observasi dan eksperimen yang melahirkan berbagai pencabangan ilmu.
Realitas juga menunjukan bahwa hampir tidak ada satu cabang ilmu yang lepas dari filsafat atau serendahnya tidak terkait dengan persoalan filsafat. Bahkan untuk kepentingan perkembangan ilmu itu sendiri, lahir suatu disiplin filsafat untuk mengkaji ilmu pengetahuan, pada apa yang disebut sebagai filsafat pengetahuan, yang kemudian berkembang lagi yang melahirkan salah satu cabang yang disebut sebagai filsafat ilmu.


Senin, 03 Desember 2012

Lakukanlah!

Berikan aku sedikit saja kebahagiaan
Asal itu dari kamu
Jangan biarkan aku tersenyum karna orang lain
Jangan biarkan aku bahagia karna orang lain
Jangan biarkan aku lelah
Namun, kamu selalu membuat ku menangis
Kamu selalu membuatku sedih
Selalu membuatku kesal
Tolong, mengertilah aku
Inilah aku!
Bukan kah kau sudah paham bagaimana memperlakukan ku
Lakukan lah!
Setidaknya tak membuat ku kesal kesal kesal dan kesal!

Jepang Dalam Perspektif Sejarah




JEPANG DALAM PERSPEKTIF SEJARAH
(Sejarah Asia Timur)

Oleh :
BENEDEKTA MAY INDRASARI
1013033028

 







Program Studi Pendidikan Sejarah
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung
2012






A.    BUDAYA JEPANG DULU DAN KINI

Jepang adalah sebuah negri yang kaya akan budaya dan tempat-tempat wisata yang indah. Keindahan panorama alamnya seringkali berkaitan dengan budaya masyarakat setempat. Misalnya ketika musim bermekarannya bunga sakura, orang-orang Jepang merayakannya dengan budaya momiji, yaitu sebuah tradisi melihat keindahan bunga sakura bersama dengan teman ataupun sanak keluarga sambil berekreasi, biasanya sambil makan siang bersama di taman publik yang banyak ditumbuhi sakura.
Sebagai sebuah negara tujuan wisata budaya, Jepang memiliki berbagai macam tradisi budaya yang masih terus dilestarikan sampai sekarang. Misalnya banyaknya festival tahunan yang diadakan pada tanggal-tanggal tertentu setiap tahunnya. Seain merupakan kekayaan budaya, festival tahunan ini juga menjadi daya tarik tersendiri untuk para wisatawan yang sedang mencari alternatif menghabiskan liburan dengan keluarganya. Adapun beberapa festival yang sangat terkenal di Jepang dan menjadi salah satu daya tarik wisatawan adalah
Hina Matsuri, sebuah festival tahunan yang diperuntukan untuk anak perempuan. Di selenggarakan setiap tanggal 3 Maret setiap tahunnya. Pada festival ini setiap keluarga yang memiliki anak perempuan, memajang satu set boneka Hina, atau Hina Ningyo. Yang terdiri dari boneka kaisar dan permaisuri beserta para dayang dan pemain musik. Hina Matsuri sendiri bertujuan untuk mengusir para roh jahat yang akan mengganggu anak perempuan, sehingga diharapkan anak perempuan dalam keluarga itu  terhindar dari roh jahat yang akan mengganggu mereka hingga mereka menikah. 
Koi no bori atau Kodomo no hi, festival ini diperuntukan untuk para anak laki-laki agar mereka memperoleh keselamatan dan terhindar dari bencana, dan senantiasa diberkahi. Biasanya tiap rumah mengibarkan bendera yang berbentuk ikan di depan rumah mereka. Dirayakan setiap tanggal 5 Mei setiap tahunnya.
Tanabata Matsuri, sebuah festival unik yang diselenggarakan setiap tanggal 7 bulan 7. Festival ini berkaitan dengan sebuah legenda yang amat terkenal di Jepang, tentang sepasang kekasih yaitu bintang Altair dan bintang Vega yang terpisahkan oleh gugusan bintang Bimasakti. Kedua bintang ini hanya bisa bertemu pada malam tanggal 7 bulan 7 setiap tahunnya. Di festival ini, orang Jepang menuliskan berbagai keingiannya dalam sebuah kertas kemudian mengikatkannya pada pohon bambu , dengan harapan keinginannya itu dapat diketahui Dewa dan kemudian Dewa mengabulkannya.
Selain kaya akan budaya, Jepang juga memiliki kawasan dan bangunan bersejarah yang kemudian beralih fungsi menjadi kawasan wisata yang seringkali dikunjungi oleh para wisatawan, salah satu nya adalah Tokyo Tower. Tokyo Tower adalah salah satu simbol dari kota Tokyo, dengan ketinggian 332,5 meter melebihi tinggi dari menara Eiffel di Paris. Awalnya Tokyo tower ini bernama Nippon Denpato, berlokasi di area Shiba park. Awalnya menara ini didirikan sebagai antena pemancar bagi siaran radio dan televisi dengan gelombang analog. Namun sejalan dengan perkembangan teknologi di Jepang yang beralih kepada gelombang digital, maka keberadaan Tokyo Tower ini kemudian beralih fungsi menjadi sebuah kawasan wisata yang banyak menarik perhatian para wisatawan asing maupun dalam negeri.
Ada juga kawasan Harajuku, yang merupakan sebuah kawasan tempat berkumpulnya anak-anak muda di Tokyo. Di kawasan itu, mereka berkumpul dan saing memperlihatkan atau lebih tepatnya memamerkan penampilan mereka, keahlian mereka dalam bermusik ataupun berdagang aneka barang yang unik dan ajaib.Harajuku bisa ditempuh melalui JR Yamanote Line lalu turun di stasiun Harajuku, atau si Stasiun Meijijingumae dengan Subway Chiyoda Line. Atau bisa juga dengan berjalan kaki mengikuti papan penunjuk arah dari Shibuya (bisa ditempuh dengan 30 menit perjalanan) atau dari Shinjuku (sekitar 40 menit).
Di belakang stasiun Harajuku terdapat sebuah kuil yang dibangun pada masa pemerintahan Kaisar Meiji sebagai bentuk penghargaan rakyat terhadap sang Kaisar dan Permaisuri. Sampai saat ini, kuil ini masih digunakan untuk berbagai penyelenggaraan upacara keagamaan, pernikahan dan lain sebagainya.
Di antara gerbang masuk kuil dan jembatan Yoyogi, banyak ditemui anak-anak muda yang berpenampilan anime kesukaan mereka. Tapi jika anda tertarik untuk mengambil gambar mereka, ada baiknya anda meminta ijin terlebih dahulu, sehingga mereka tidak akan marah ketika anda mengambil gambarnya.
Di Kawasan ini juga ada suatu tempat yang bernama Takeshita, yaitu sebuah tempat yang selalu ramai dengan para pedagang barang-barang unik dan kosmetik dengan harga yang relatif murah. Kawasan ini hanya sepanjang 500m saja, jadi jangan kaget jika anda berkunjung di akhir pekan, kepadatannya menjadi sangat luar biasa dan memaksa anda untuk berdesakan dia antara kerumunan orang di sana. Karena toko-toko di kawasan ini menjual aneka produk mereka dengan harga yang relatif murah,salah satunya adalah daisho, yang menjual barang-barangnya dengan satu harga, yaitu 100 yen. Sehingga kawasan ini adalah kawasan yang tepat untuk mencari oleh-oleh khas Jepang dengan harga yang murah meriah.









B. PENDIDIKAN JEPANG PASCA PERANG DUNIA II
Negara Jepang merupakan negara yang sukses dalam memajukan pendidikannya terlihat pada pengaturan sistem pendidikannya yang tertata dengan baik dimana seluruh lembaganya berkerjasama dan melaksanakan peranannya masing-masing secara optimal mulai dari lembaga administrasi, lembaga pendidikan, lembaga pengawas kurikulum dll. Serta adanya dukungan yang baik antara pemerintah, kepala sekolah, guru, murid dan orang tua yang turut berperan terhadap majunya pendidikan di negara tersebut. Kerjasama yang baik antar seluruh komponen negara inilah yang mampu membawa kesuksesan negara Jepang hingga mampu mencapai seluruh tujuan-tujuan pendidikan yang dicanangkannya kurang dari 25 tahun dan tercatat sebagai negara dengan kualitas dan sistem pendidikan terbaik se-Asia, sungguh prestasi yang mengagumkan.
Pendidikan wajib yang diberikan secara gratis di negara tersebut menandakan bahwa pemerintahan disana memang amat memperdulikan Sumber Daya Manusia di negaranya dan menjadi bukti bahwa sistem administrasi negara Jepang memang berjalan dengan baik dan bertanggungjawab terhadap pemenuhan kebutuhan negaranya termasuk memfasilitasi sarana dan prasarana yang bermutu dalam proses belajar menagajar.
Budaya disiplin waktu dan kerja keras negara Jepang yang sejak dahulu diajarkan dari leluhur-leluhur mereka selalu mereka tanamkan di dalam kehidupan sehari-hari turut berpengaruh pada kemajuan negara ini.
Kesuksesan dari negara maju inilah yang patut kita contoh bagi negara kita dimana harus ada kerjasama yang baik antar berbagai sistem yang ada di negara terutama sistem pendidikan yang kaitannya dengan peningkatan kualitas manusia. Apabila sistem-sistem tersebut berjalan dengan baik maka kemajuan suatu negara akan tercapai dan yang teramat penting perlu adanya pembinaan moral yang baik dalam setiap individu-individu suatu negara karena awal dari kesuksesan diawali dari karakteristik pribadi suatu bangsa.
Perlu kita ketahui bahwa sistem pendidikan Jepang dibangun atas dasar prinsip-prinsip:
1. Legalisme : Pendidikan di Jepang tetap mengendepankan aturan hukum dan melegalkan hak setiap individu untuk memperoleh pendidikan tanpa mendiskriminasikan siapapun, suku, agama, ras, dan antar golongan berhak mendapatkan pendidikan yang layak.
2. Adminstrasi yang Demokratis : Negara memberikan kesempatan kepada siapa saja untuk memperoleh pendidikan dengan biaya yang masih terjangkau oleh masyarakatnya. Biaya pendidikan Jepang di usahakan untuk bisa dijangkau sesuai keuangan masyarakatnya, memberikan beasiswa bagi siswa yang berprestasi ataupun kurang mampu.
3. Netralitas : Pendidikan Jepang diberikan kepada setiap siswa dengan tingkat     pendidikan masing-masing dengan mengedepankan pandangan persamaan derajat setiap siswanya tanpa membeda-bedakan latar belakang materil, asal-usul keluarga, jenis kelamin, status sosial, posisi ekonomi, suku, agama, ras, dan antar golongan.
4. Penyesuaian dan penetapan kondisi pendidikan : Dalam proses pengajaran memiliki tingkat kesulitan masing-masing yang disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan pendidikan yang ditempuh.
5. Desentralisasi :  Penyebaran kebijakan-kebijakan pendidikan dari pemerintah pusat secara merata kepada seluruh sekolah yang ada dinegara tersebut sehingga perkembangan dan kemajuan sistem pendidikan sehingga dapat diikuti dengan baik.

Kemajuan bangsa Jepang bertambah “runcing” sesudah tentara pendudukan Amerika Serikat (AS) — setelah Jepang kalah perang pada PD II — banyak memberikan dorongan pada bangsa Jepang untuk mencurahkan perhatiannya pada bidang pendidikan. Struktur baru pendidikan yang dikembangkan Amerika Serikat dalam Cummings (1984), ada empat hal pokok yang dapat dijelaskan.
Pertama, sekolah dasar (SD) wajib selama enam tahun dan tidak dipungut biaya. Bertujuan untuk menyiapkan anak menjadi warga yang sehat, aktif menggunakan pikiran, dan mengembangkan kemampuan pembawaannya.
Kedua, sesudah SD ada sekolah lanjutan pertama selama tiga tahun, punya tujuan untuk mementingkan perkembangan kepribadian siswa, kewarganegaraaan, dan kehidupan dalam masyarakat serta mulai diberikan kesempatan belajar bekerja.
Ketiga, setelah sekolah lanjutan pertama, ada sekolah lanjutan selama tiga tahun. Bertujuan untuk menyiapkan siswa masuk perguruan tinggi dan memperoleh keterampilan kerja. Keempat, universitas harus berperan secara potensial dalam mengembangkan pikiran liberal dan terbuka bagi siapa saja, bukan pada sekelompok orang. Munculnya struktur baru pendidikan di Jepang yang di kembangkan Amerika Serikat, merupakan bentuk “revisi” dari struktur pendidikan lama yang sudah ada sebelum Perang Dunia II.
Kegiatan Jepang dalam cerdas dan mencerdaskan bangsanya telah menuai hasil yang signifikan. Korelasi antara majunya pendidikan Jepang dan kemajuan industrinya benar-benar terwujud. Hal ini dibuktikan dengan keberhasilan bangsa Jepang tumbuh menjadi negara industri utama di Asia, yang kedudukannya sejajar dengan bangsa Barat lain seperti Inggris maupun Prancis.

Di samping itu, berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh The Political and Economic Risk Consultancy (PERC), lembaga konsultan yang berkedudukan di Hong Kong pada akhir tahun 2001 (Republika, 03/05/02) menempatkan Jepang dalam urutan ketiga di bawah Korea Selatan dan Singapura, dalam Human Development Index atau indeks pembangunan manusia (IPM).
Tingginya standar pendidikan Jepang di atas tidak semata-mata muncul dengan sendirinya, namun yang perlu diungkap di sini adalah ciri utama bangsa Jepang yaitu kehausan yang tak pernah puas akan pengetahuan. Sebagai bangsa literal dan minat baca yang tinggi, wajar dan mengamini bila bangsa Jepang maju dalam bidang pendidikan. Bukan hanya bacaan berupa buku ilmu pengetahuan, teknologi, dan sastra saja yang menjadi bahan bacaan mereka, tetapi koran pun masih menjadi bacaan wajib setiap hari. Sebagaimana dikatakan Tanaka dalam Dahidi, “Even today, Japanese still expect to act as the national conscience…newspapers are still the trusted medium in Japan”.
Membaca bagi kebanyakan orang Jepang bukan merupakan kegiatan yang dipaksakan, tetapi karena dalam diri mereka telah tertanam suatu sifat kebutuhan akan bacaan. Akibatnya, tidak heran bila kita lihat kehidupan sehari-hari bangsa Jepang tidak akan lepas dari membaca. Di stasiun, perpustakaan, di jalan, atau secara ekstremnya dikatakan, di mana ada kehidupan, di situ mereka membaca.
Beberapa faktor yang mendukung Jepang maju dalam pendidikannya adalah sebagai berikut:
1.      Perhatian pada pendidikan datang dari pelbagai macam pihak.
2.      Sekolah Jepang tidak mahal.
3.      Jepang tidak ada diskriminasi terhadap sekolah.
4.      Kurikulum sekolah Jepang amat berat.
5.      Sekolah sebagai unit pendidikan.
6.      Guru terjamin tidak akan kehilangan jabatan.
7.      Guru Jepang penuh dedikasi.
8.      Guru Jepang merasa wajib memberi pendidikan “manusia seutuhnya”.
9.      Guru Jepang bersikap adil.
Di samping hal di atas, pengaruh pendidikan terhadap anak dan masyarakat telah membuat pendidikan Jepang mempunyai potensi yang luar biasa dalam berbagai hal. Misalnya,
(1) Minat masyarakat yang besar sekali pada pendidikan;
(2) prestasi kognitif dan motivasi siswa relatif setaraf;
(3) prestasi kognitif siswa rata-rata tinggi;
(4) munculnya pelajaran ide egalitarianisme;
(5) perubahan sosial yang egalitarian;
(6) timbulnya kesamaan yang sama bagi semua lapisan masyarakat.
Menurut Danasasmita, ada beberapa karakteristik lain dari bangsa Jepang yang mendorong bangsa ini maju. Pertama, orang Jepang menghargai jasa orang lain. Hal ini dibuktikan dengan “ringannya” mereka dalam mengatakan arigatoo (terima kasih) ketika mendapat bantuan orang lain dan tidak menganggap remeh jerih payah orang lain meskipun bantuan itu tidak seberapa.
Kedua, orang Jepang menghargai hasil pekerjaan orang lain, dilambangkan dengan ucapan otsukaresamadeshita (maaf, Anda telah bersusah payah). Ketiga, perlunya setiap orang harus berusaha, dilambangkan dengan ucapan ganbatte kudasai (berusahalah!). Keempat, orang Jepang punya semangat yang tidak pernah luntur, tahan banting, dan tidak mau menyerah oleh keadaan, yang terkenal dengan semangat bushido (semangat kesatria).
Dari beberapa karakteristik yang disebutkan di atas, Jepang mampu menjaga martabat dan kualitas hidup bangsanya lewat pendidikan. Pendidikan pada hakikatnya adalah sesuatu yang luhur karena di dalamnya mengandung misi kebajikan dan mencerdaskan. Pendidikan tidaklah sekadar proses kegiatan belajar-mengajar saja, melainkan juga sebagai proses penyadaran untuk menjadikan manusia sebagai “manusia”, bukan seolah-olah manusia dijadikan “jagung” atau “padi” yang setiap tiga atau enam bulan sekali mengganti metode “penanamannya”, apabila bagus dilanjutkan dan sebaliknya bila jelek ditinggalkan.